Monday, April 24, 2017

Apa itu Noken? Sebuah Perkenalan Bagian 1

Amole! Hallo pecinta Batik dan Kerajinan Khas Papua,

Postingan kali ini akan membicarakan tentang Noken. Postingan akan di bagi dalam beberapa Postingan terpisah untuk mempermudah membacanya. Dan sumber informasi yang saya gunakan adalah Buku yang berjudul "Modul Pengembangan Muatan Lokal Noken Papua", yang diterbitkan oleh Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementrerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013.

Sekilas Tentang Noken, Noken Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

Mungkin ada yang bertanya tanya kenapa kok disebut Warisan Budaya Tak Benda? Bukankah Noken itu benda? 
Dalam Konvensi 2003 UNESCO disebutkan lima ranah (domain) yang masuk dalam kategori Budaya Takbenda (budaya hidup), yaitu;
  • Pertama, tradisi dan ekspresi lisan, termasuk bahasa sebagai wahana warisan budaya tak benda; 
  • Kedua, seni pentas / pertunjukan; 
  • Ketiga adat istiadat; ritus; perayaan perayaan;
  • Keempat, pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam dan semesta; dan 
  • Kelima kemahiran kerajinan tradisional. 
Berdasarkan Konvensi tersebut, noken masuk dalam ranah tradisi dan ekspresi lisan (ranah Pertama), pengetahuan dan kebiasaaan perilaku mengenai alam dan semesta (ranah Keempat) dan kemahiran kerajinan tradisional (ranah Kelima
Pada tanggal 4 Desember 2012, UNESCO menetapkan Noken sebagai Warisan Kebudayaan Tak Benda.  Dengan penetapan ini maka ada kepastian Hukum  yang menjamin pelestarian Noken. Penetapan ini telah melalui proses yang cukup rumit lho teman-teman. Sayapun setelah membaca buku ini takjub dan salut atas orang-orang yang telah berjasa memperjuangkan Noken ini.

Noken dan Hubungannya dengan Papua

Provinsi Papua dan Papua Barat memiliki sekitar 250 suku dan 300 bahasa dengan beragam warisan budaya diantaranya Noken. Noken merupakan kerajinan tangan khas masyarakat Papua berbahan baku serat pohon atau daun pandan yang dirajut atau dianyam, kadang kala diwarnai dan diberi berbagai perhiasan. Semua suku di Provinsi Papua dan Papua Barat memiliki tradisi membuat Noken sebagai bagian dari berbagai aspek kehidupannya. Oleh karena itu, selain sebagai salah satu identitas budaya masing-masing suku, Noken menjadi kebanggaan masyarakat Papua secara kesuluruhan.

Fungsi dan Kegunaan Noken

Sampai saat ini belum diketahui secara pasti mengenai sejarah noken. Namun, dengan melihat berbagai kegunaan dan fungsinya dalam upacara adat maupun pemakain sehari-hari, dapat diperkirakan bahwa Noken telah dikenal masyarakat Papua sejak kurun waktu yang lama. Berbagai informasi menyebutkan bahwa sejak dulu Noken juga digunakan untuk berbagai keperluan sehari-hari, yang berukuran besar biasa untuk membawa hasil kebun, hasil laut, kayu, bayi, hewan kecil, belanjaan, dan digantung didalam rumah sebagai wadah penyimpanan barang. Noken yang berukuran kecil digunakan untuk membawa barang pribadi antara lain urang, sirih, makanan, buku dan lain-lain. Selain itu, noken juga digunakan sebagai tutup kepala atau badan.

Aneka Bentuk dan Pola Noken (Sumber Foto: Situs Unesco)

Noken besar di gantungkan dirumah sebagai wadah penyimbahan makanan (Sumber Foto: Situs Unesco)

Dari penelitian di Papua dan Papua Barat diketahui bahwa Noken dipakai dalam upacara atau atau perayaan, seperti pelengkap pelamaran gadis, upacara perkawinan, upacara inisiasi anak, pengakatan kepala suku dan penyimpanan harta pusaka.  Saat menyambut kedatangan tamu, Noken tampil bersama pakaian adat yang dikenakan oleh masyarakat setempat.  Noken boleh dipakai oleh siapa saja dan sering diberikan sebagai cinderamata dan tanda persahabatan misalnya dalam pelamaran dan upacara perkawinan.  Bahkan Noken dipakai oleh beberapa suku sebagai pemberian untuk menciptakan kedamaian diatara pihak-pihak yang berselisih. Wakil gubenerur Papua Barat mengenang dirinya pada waktu diangkat menjadi pemuka adat di Fak-Fak, Papua Barat , harus memakai noken kecil berisi pinang dan lain-lain.

Noken umumnya dipakai oleh semua kelompok usia, baik laki-laki maupun perempuan. Dalam tradisi orang Papua, anak-anak yang mulai belajar berjalan diberi Noken kecil oleh ibunya, yang berisi makanan seperti ubi sehingga membentuk kebiasaan bagi anak untuk membawa keperluannya sendiri atau untuk membantu sesama saudara atau temannya. Untuk membiasakan itu, Noken selalu didekatkan pada anak-anak.

Pembuatan Noken

                                Mama Mama Papua sedang merajut Noken (Image: Google)

                                        Laki-laki membuat Noken Anggrek (Sumber Foto: Situs Unesco)

Pembuatan Noken dilakukan oleh wanita dewasa atau yang telah berusia lanjut sehingga perajin itu populer disebut "mama-mama Papua". Maka, dapat dipahami bahwa wanita Papua memainkan peran penting dalam pelestarian budaya noken, meskipun juga ditemukan kaum laki-laki yang biasa membuat noken Anggrek khususnya di Kampung Epoutu Kabupaten Paniai.

   Bahan Pembuat Noken berbeda-beda salah satunya adalah Rumput Rawa (Sumber  Foto UNESCO)

Noken Anggrek, Noken yang dibuat dari Pohon Anggrek Hutan (Sumber Foto: UNESCO)

Noken Anyaman (Sumber Foto: UNESCO)

Bentuk, pola dan warna Noken dibuat oleh masing-masing suku di Papua. Hal itu menunjukkan keanekaragaman dalam budaya Noken. Dengan demikian, seperti telah disebukan, Noken merupakan bagian identitas budaya masing-masing suku dan juga merupakan identitas budaya masyarakat Papua secara keseluruhan. Noken yang dipakai seseorang dapat menunjukkan daerah asalnya. Pemuka masyarakat seperti kepala suku, kadang kadang memakai Noken dengan pola dan hiasan khusus yang menunjukkan status sosialnya kepada orang yang mamahami.

Keberlangsungan penggunaan Noken pada Masyarakat Papua mendorong tumbuhnya hubungan antara Noken dengan Pandangan hidup masyarakat Papua seperti sikap Mandiri orang dan kebiasaan tolong menolong. Noken juga dimaknai sebagai "rumah berjalan" karena digunakan sebagai wadah berbagai macam kebutuhan.  Selain itu, Noken dianggap sebagai simbol kesuburan bagi kaum perempuan. Informasi mengenai Makna Filosofis, Sosial, Budaya dan Ekonomi akan di bahas dalam postingan selanjutnya ya.

Noken sebagai Pakaian

Noken sebagai pakaian (Sumber Foto: Noken sebagai Pakaian)


Sumber Foto: Google

Selain berfungsi sebagai tas seperti pembahasan di atas, Noken dapat juga digunakan sebagai pakaian / aksesoris. Kaum perempuan Papua, khususnya di daerah pedalaman menggunakan Noken sebagai Pakaian , baik sebagai baju maupun Rok.  Oleh karena terbuat dari bahan alami, Noken terasa nyaman dikenakan sebagai pakaian. Selain dipakai sehari-hari seperti ke pasar, kebun atau tempat lain, Noken juga dipakai sebagai busana perempuan Papua saat menyambut tamu dari luar daerah.  Jadi, Noken sekaligus merupakan pakaian kebesaran dalam penyambutan tamu.

Silahkan menonton di Youtube Dokumenter singkat tentang Noken berikut ini.



Bersambung.....


Sumber Referensi:
Buku: "Modul Pengembangan Muatan Lokal Noken Papua", yang diterbitkan oleh Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementrerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013

Web: Situs Unesco yang beralamat di http://www.unesco.org/culture/ich/en/USL/noken-multifunctional-knotted-or-woven-bag-handcraft-of-the-people-of-papua-00619

No comments:

Post a Comment

Timikaunique di bukalapak.com

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...